Lemahnya INDUSTRI TV dan solusinya bagi CREW TV
Mengikuti Zaman dengan menerima Kemajuan teknologi terkadang benar benar kita nikmati, namun di kemudian hari ada impact nya terhadap keberlangsungan ekonomi, dan Industri khususnya TV di Indonesia. Industri televisi di Indonesia sangat berkembang pesat dan sukses. Televisi adalah media utama yang menjangkau hampir seluruh rumah tangga di Indonesia, dari perkotaan hingga pedesaan. Stasiun televisi Indonesia menawarkan berbagai jenis konten, termasuk sinetron, berita, reality show, dan acara musik, yang menarik bagi berbagai segmen pemirsa.
Sejak deregulasi pada 1980-an, munculnya stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, dan ANTV telah memperkaya pilihan program bagi penonton dan mendorong persaingan yang sehat. Televisi menjadi media utama untuk iklan, dengan anggaran iklan yang besar dari perusahaan-perusahaan besar, yang memberikan pendapatan signifikan bagi stasiun televisi. Disinilah kesuksesan televisi, Televisi menjadi media dominan untuk hiburan dan informasi, menggantikan radio dan surat kabar dalam hal popularitas, dan sekarang tertransisi oleh MEDIA SOSIAL. Era ini meninggalkan jejak yang kuat dalam industri media dan budaya populer Indonesia, dengan banyak program dan ikon televisi yang masih dikenang hingga saat ini.
Pandemi COVID-19 berdampak signifikan terhadap industri televisi di Indonesia, Selama periode lockdown dan pembatasan sosial, penonton beralih ke konsumsi konten digital melalui platform Streaming dan Video On Demand (VOD), mengubah pola konsumsi pandangan tradisional televisi. Pembatasan pergerakan dan protokol kesehatan mempengaruhi produksi program televisi, terutama sinetron dan produksi besar lainnya, menyebabkan penundaan atau penurunan jumlah episode yang diproduksi. Acara-acara live dan pertunjukan besar yang biasanya disiarkan langsung di televisi mengalami penyesuaian ke format virtual atau online, seperti konser-konser musik dan festival film. Di tengah isolasi sosial, permintaan akan hiburan meningkat, mendorong stasiun televisi dan platform streaming untuk menawarkan lebih banyak konten hiburan seperti film, serial, dan konten lokal.
Awal industri televisi mengalami pelemahan karena beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Diantaranya Industri periklanan beradaptasi dengan penurunan belanja iklan dari sektor-sektor tertentu sementara meningkatkan fokus pada iklan digital dan kemitraan konten. Kebiasaan menonton televisi berubah, dengan penonton lebih cenderung mengonsumsi konten secara individual atau dalam kelompok kecil ( segmentis )daripada di ruang publik.Perubahan Preferensi Penonton, platform streaming seperti YouTube, Netflix, dan lainnya, banyak penonton beralih dari TV konvensional ke platform digital. Konten on-demand memungkinkan penonton untuk menonton acara kapan saja tanpa harus terikat dengan jadwal siaran TV.
Beberapa penonton merasa bahwa kualitas konten di TV konvensional menurun, dengan banyaknya program yang berulang atau kurang inovatif. Hal ini membuat penonton mencari alternatif yang lebih segar dan menarik di platform digital.
Kebiasaan atau karakter Iklan yang sering muncul di tengah program TV bisa menjadi gangguan bagi penonton. Sebaliknya, layanan streaming sering menawarkan pengalaman menonton tanpa iklan atau dengan iklan yang lebih sedikit.
Media sosial telah menjadi sumber utama berita dan hiburan bagi banyak orang. Platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok menawarkan konten yang cepat, ringkas, dan mudah diakses, mengurangi kebutuhan untuk menonton TV konvensional.
Kemajuan teknologi dan peningkatan akses internet membuat streaming video menjadi lebih mudah dan terjangkau. Ini memudahkan penonton untuk mengakses konten berkualitas tinggi dari perangkat mobile atau komputer.
Krisis ekonomi atau penurunan daya beli masyarakat bisa mempengaruhi pengeluaran untuk iklan di TV, yang pada gilirannya mempengaruhi pendapatan stasiun TV. Perusahaan mungkin mengalihkan anggaran iklan mereka ke platform digital yang dianggap lebih efisien dan tepat sasaran. ( dasar analytic internet protocol ).
Regulasi yang ketat dan birokrasi yang rumit bisa menghambat inovasi dan fleksibilitas, namun itulah stasiun TV dalam menghasilkan konten yang menarik dan relevan bagi penonton.
Generasi muda cenderung lebih terbiasa dengan teknologi digital dan lebih memilih konten yang interaktif dan sesuai dengan minat pribadi mereka. Mereka kurang tertarik pada TV konvensional yang cenderung kurang interaktif. Karena sifatnya komunikasi searah, menyiarkan.
Disimpulkan sementara pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi digital dan perubahan perilaku konsumen dalam industri televisi.
Bagaimana Mengantisipasi keberlangsungan hidup kru TV dalam menghadapi perubahan industri memerlukan strategi yang mencakup adaptasi teknologi, peningkatan keterampilan, dan diversifikasi peran. Berikut beberapa saran:
Peningkatan Keterampilan dan Pelatihan:
memperoleh/ menambah/ mencari pelatihan untuk kru TV dalam penggunaan teknologi digital dan alat produksi konten online. Ini termasuk editing video dengan software terbaru, manajemen media sosial, dan teknik streaming. Keterampilan Multidisiplin: Dorong kru untuk mengembangkan keterampilan multidisiplin seperti penulisan naskah, fotografi, dan desain grafis untuk meningkatkan fleksibilitas mereka dalam berbagai peran. Seperti workshop yang diadakan televisiku.com.https://televisiku.com/2024/06/16/workshop-digital-content-production/
Diversifikasi Konten:
Buat konten yang sesuai untuk platform digital seperti YouTube, Instagram, dan TikTok. Kru TV dapat dilibatkan dalam produksi konten untuk platform-platform ini.
Produksi acara webinar atau livestream dapat menjadi tambahan yang menarik. Kru TV dapat mengelola aspek teknis dan kreatif dari acara tersebut. Tapi harga jauh berbeda dari profesi TV jangan kaget yah.
Bekerjasama dengan influencer atau kreator konten dapat membuka peluang baru bagi kru TV untuk terlibat dalam produksi konten yang lebih modern dan menarik.
Bermitra dengan Stasiun TV bisa bekerja sama dengan platform streaming untuk memperluas jangkauan dan memberikan konten mereka ke audiens yang lebih luas.
afiliasikan program TV yang lebih interaktif, seperti game show atau acara realitas yang melibatkan penonton secara langsung melalui media sosial atau aplikasi.
Dokumenter dan atau Serial Pendek: Fokus pada produksi dokumenter dan seri pendek berkualitas tinggi jika mungkin mengandun konten seni dan budaya yang dapat menarik penonton di berbagai platform.
Membuat UMKM , visual-audio, bermacam turunan yang bisa di adaptasi, seperti video greating, jasa buat channel video promosi, dokumentasi dan lain sebagainya yang bisa integrasi kepada media sosial
Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini, dapat membantu kru mereka beradaptasi dengan perubahan industri, memastikan keberlangsungan hidup mereka, dan tetap relevan dalam ekosistem media yang terus berkembang.
Mungkin ada pertanyaan seperti; apa bedanya crew TV dan Crew Medsos?
-jawaban ini akan terjawab ketika kalian mengikuti workshop televisiku.com dalam Digital Content Production kelas TV dan Industrinya, ingat zaman cepat sekali berjalan, dan jangan sampai ketinggalan zaman
sampai jumpa di workshop dan Industri!